FIQIH, 10 Syarat Salam Dalam Shalat Yang Wajib Diketahui
10 SYARAT SALAM DALAM RUKUN SHALAT
Apakah
syarat-syarat salam dalam rukun shalat?
Pertanyaan
ini mungkin jarang sekali terpikirkan dalam benak kita, karena kebanyakan kita
banyak yang menganggap sepele urusan salam ini, padahal efek dari cedranya
salam atau tidak sempurnanya salam sangat fatal sekali bagi ibadah shalat yang
kita kerjakan, kerena salam merupakan salah satu dari rukun shalat yang ikut
menentukan sah atau tidaknya shalat, coba ikhwan-ikhwan pikirkan bagaimana
kalau salam yang kita ucapkan diakhir shalat ternyata tidak mencukupi
syarat-syaratnya, bisa-bisa 4 raka’at yang udah dikerjakan tidak berarti lagi
ya kan....alias batal.
Oleh karena
itu ikhwan-ikhwan muslim sekalian, hemat penulis sangatlah penting sekali untuk
kita ketahui apa saja syarat-syarat salam dalam rukun shalat, dimana pada
pembahasan ini penulis mengutip langsung dari sebuah kitab yg sangat populer
khususnya dikalangan pesantren, kitab warisan ulama terdahulu dalam mazhab
Syafi’i, kitab I’ANATUTTHALIBIIN, juz:I hal,176:
(واعلم) انه يشترط في السلام عشرة :
Ketahuilah
bahwa salam dalam rukun shalat mempunyai 10 syarat :
الاول التعريف بالالف
و اللام
Ø Yang pertama
adalah mesti di ma’rifahkan dengan alif dan lam.
Alif dan lam
diawal kata ASSALAMU (السلام)
harus jelas, tidak boleh hilang atau tak terucap. Hal ini sering sekali
terlengahkan adakala karena terburu-buru ingin cepat selesai shalat atau karena
memang menspelekan, sehingga ketika mengucapkan salam diakhir shalat
seolah-olah huruf alif dan lam diawal السلام terlewatkan dan yang terdengar hanyalah
SALAAMU (سلام)
maka tidak dianggap sah salam itu dan bisa berimbas tidak sah pulalah shalat
yang dikerjakan.
الثاني كاف الخطاب
Ø Yang kedua
adalah huruf kaf khitab
Huruf kaf
pada kata عليكم
harus jelas dan tidak boleh tergantikan dengan huruf lain.
الثالث وصل احدي
كلمتيه بالاخرى
Ø Yang ketiga
adalah menyambungkan kedua kosa katanya
Antara kata السلام dan عليكم
tidak boleh diselangi dengan kata-kata yang lain yang tidak bermanfaat,
tapi harus disambungkan. السلام
عليكم.
الرابع ميم الجمع
Ø Yang keempat
adalah huruf mim jama’
Huruf mim
diakhir kata (عليكم)
juga harus jelas.
الخامس الموالاة
Ø Yang kelima
adalah Mualat
Kedua kata
salam tersebut harus di mualatkan/diiringkan, dalam arti antara kata (السلام) dan (عليكم)
tidak boleh terpisahkan
dengan diam yang lama.
السادس كونه مستقبلا
للقبلة بصدره
Ø Yang keenam
adalah menghadap qiblat dengan dada.
Ketika
mengucapkan salam diakhir shalat, posisi dada harus tetap menghadap qiblat
walau disunatkan memalingkan wajah ke kiri dan ke kanan tapi dada harus tetap
dijaga agar tidak ikut berpaling seiring berpalingnya wajah.
السابع ان لا يقصد به
الخبر فقط
Ø Yang ke tujuh
adalah jangan diniatkan semata-mata untuk pemberitahuan saja.
Hal ini
biasa sering terjadi pada imam atau mubaligh, dimana ketika mereka menyaringkan
bacaan salam, tersirat dalam hati mereke tujuan menyaringkan/membesarkan bacaan
salam untuk pemberitahuan kepada jama’ah bahwa imim telah menutup shalatnya.
Ketika diniatkan hanya untuk pemberitahuan semata maka tidak dianggaplah salam
tersebut sebagai rukun shalat,
Jadi bagi
seorang imam atau mubaligh ketika menyaringkan bacaan salam, jangan hanya
diniatkan untuk memberi tahu jama’ah, tapi niatkanlah juga sebagai salam rukun
penutup shalatnya.
الثامن ان يأتي به من
الجلوس
Ø Yang kedelapan
adalah membaca salam tersebut dalam posisi duduk.
Pembacaan
salam diakhir shalat mesti dilakukan dalam posisi duduk, andai lupa membaca
salam dan telah terlanjur bangun berdiri, maka harus kembali ke posisi duduk
untuk membaca salam yang terlupakan.
التاسع ان يسمع به
نفسه
Ø Yang kesembilan
adalah kadar suara bacaan salam sekurang-kurangnya harus terdengar oleh
pendengaran sendiri.
العاشر ان لا يزيد او ينقص ما يغير المعنى
Ø Yang ke sepuluh
adalah jangan menambah atau mengurangi sesuatu yang dapat merubah makna salam itu
sendiri.
Inti dari salam adalah bacaan Assalamu alaikum. Sementara menoleh ketika salam, hukumnyaanjuran dalam madzhab Syafiiyah. Sehingga shalat tetap sah, sekalipun tidak menoleh ketika salam.
Imam An-Nawawi mengatakan,
Dianjurkan untuk menoleh secara maksimal ketika salam dua kali, sehingga pipi orang yang shalat kelihatan dari belakang.
Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
Tata cara salam ada 5:
a. Mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” ketika menoleh ke kanan dan ke kiri.
Dari Abu Ubaidah,
Hal yang sama juga dilakukan sahabat Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhuma (Mushanaf Abdurazaq 3134).
b. Mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” ketika salam pertama dan mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah” pada saat salam kedua.
Dari Wali bin Hujr radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
c. Mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah” ketika menoleh ke kanan dan ke kiri.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,
d. Salam pertama mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah.” dan salam kedua mengucapkan, ”Assalamu alaikum.”
Dari Wasi’ bin Hibban, beliau pernah bertanya kepada Ibnu Umar tentang tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliaupun mempraktekkannya, diantaranya,
e. Salam sekali dengan hanya mengucapkan ”Assalamu alaikum.”
Aisyah menceritakan tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
”Kemudian beliau salam sekali, mengucapkan ’Assalamu alaikum’ dengan mengangkat suaranya, sehingga membangunkan kami.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Imam An-Nawawi mengatakan,
ولو سلم التسليمتين عن يمينه أو عن يساره أو تلقاء وجهه أجزأه وكان تاركا للسنة
Jika ada orang yang mengucapkan salam dua kali ke kanan atau ke kiri, atau menghadap ke arah depan (tidak menoleh), shalatnya sah, sekalipun dia meninggalkan sunah. (al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 3/478).Dianjurkan untuk menoleh secara maksimal ketika salam dua kali, sehingga pipi orang yang shalat kelihatan dari belakang.
Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
كُنْتُ أَرَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَنْ يَسَارِهِ، حَتَّى أَرَى بَيَاضَ خَدِّهِ
”Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hingga aku melihat putihnya pipi beliau.” (HR. Muslim 582).Tata cara salam ada 5:
a. Mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” ketika menoleh ke kanan dan ke kiri.
Dari Abu Ubaidah,
أَنَّ ابْنَ مَسْعُودٍ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، وَعَنْ يَسَارِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، يَجْهَرُ بِكِلْتَيْهِمَا
Bahwa Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu salam ke kanan dengan mengucapkan, “Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” dan menoleh ke kiri dengan membaca, “Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” beliau mengeraskan keduanya. (HR. Abdurazaq dalam Mushannaf, 3129).Hal yang sama juga dilakukan sahabat Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhuma (Mushanaf Abdurazaq 3134).
b. Mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” ketika salam pertama dan mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah” pada saat salam kedua.
Dari Wali bin Hujr radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ»، وَعَنْ شِمَالِهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ»
“Saya shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengucapkan salam ketika menoleh ke kanan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” dan ketika menoleh ke kiri beliau mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah.” (HR. Abu Daud 997 )c. Mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah” ketika menoleh ke kanan dan ke kiri.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ
“Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salam ke kanan dan ke kiri, mengucapkan ”Assalamu alaikum wa rahmatullah”, hingga terlihat putihnya pipi beliau.” (HR. Nasai, Abu Daud dan dishahihkan al-Albani).d. Salam pertama mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah.” dan salam kedua mengucapkan, ”Assalamu alaikum.”
Dari Wasi’ bin Hibban, beliau pernah bertanya kepada Ibnu Umar tentang tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliaupun mempraktekkannya, diantaranya,
وَذَكَرَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ عَنْ يَمِينِهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ عَنْ يَسَارِهِ
Wasi’ menyebutkan bahwa Ibnu Umar mengucapkan ”Assalamu alaikum wa rahmatullah.” ketika menoleh ke kanan dan mengucapkan ”Assalamu alaikum.” ketika menoleh ke kiri. (HR. Nasai dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).e. Salam sekali dengan hanya mengucapkan ”Assalamu alaikum.”
Aisyah menceritakan tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثم يسلم تسليمة واحدة، السلام عليكم، يرفع بها صوته، حتى يوقظنا
”Kemudian beliau salam sekali, mengucapkan ’Assalamu alaikum’ dengan mengangkat suaranya, sehingga membangunkan kami.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Demikian
ikhwan-ikhwan muslim 10 syarat salam dalam rukun shalat, semoga bermanfaat
ya......
Baca juga : Hukum bersentuhan dengan anak tiri apakah membatalkan wudhu' ?
Baca juga : Hukum bersentuhan dengan anak tiri apakah membatalkan wudhu' ?
Masukannya
di tunggu.......!
Wassalaam......😊😊😊😊😊
USAHA TANPA MODAL.......YUK JADI AGEN BUKALAPAK, DAPATKAN KOMISINYA 5% DARI SETIAP TRANSAKSI YANG DILAKUKAN MELALUI AKUN MU........., TUNGGU APA LAGI........., KLIK DI SINI UNTUK MENDAFTAR, DAN DAFTARKAN DIRIMU TANPA MODAL DAN RESIKO SEDIKITPUN.
USAHA TANPA MODAL.......YUK JADI AGEN BUKALAPAK, DAPATKAN KOMISINYA 5% DARI SETIAP TRANSAKSI YANG DILAKUKAN MELALUI AKUN MU........., TUNGGU APA LAGI........., KLIK DI SINI UNTUK MENDAFTAR, DAN DAFTARKAN DIRIMU TANPA MODAL DAN RESIKO SEDIKITPUN.
0 Response to "FIQIH, 10 Syarat Salam Dalam Shalat Yang Wajib Diketahui "
Posting Komentar