TERJEMAHAN KITAB | MATAN SULLAM AL-MUNAWRAQ | MAKNA PESANTREN LENGKAP - FASHAL QIYAS ISTISN'I - YANG BERHUBUNGAN DENGAN QIYAS - PEMBAGIAN HUJJAH (Kitabkuning90) - KitabKuning90 -->

TERJEMAHAN KITAB | MATAN SULLAM AL-MUNAWRAQ | MAKNA PESANTREN LENGKAP - FASHAL QIYAS ISTISN'I - YANG BERHUBUNGAN DENGAN QIYAS - PEMBAGIAN HUJJAH (Kitabkuning90)

فَصْلٌ فِي القِيَاسِ الِاسْتِثْنَائِيِّ
“(Bermula ini) (itu) suatu fashal pada (menyatakan) qiyas istisna’ī
TERJEMAHAN KITAB|MATAN SULLAM AL-MUNAWRAQ|MAKNA PESANTREN
Kitab Matan Sulam Al-Munawraq
وَمِنْـهُ مَـا يُدْعَى بِالِاسْتِثْنَائِي    يُعْـرَفُ بِالشَّـرْطِي بِـلاَ امْتِـرَاءِ
“Dan (tsābit) sebagian dari padanya (qiyas) (itu) ma/qiyas yang dinamakan (akannya ma/qiyas) dengan istisna’ī, lagi dikenalkan (akannya ma/qiyas) dengan qiyas syartī, dengan tiada keraguaan([1])”.
وَهْوَ الَّذِي دَلَّ عَـلَى النَّتِيجَةِ    أَوْ ضِـدِّهَـا بِالفِـعْلِ لاَ بِالقُـوَّةِ
“Dan (bermula) dia (qiyas istisna’ī) (itu) alladzī/sesuatu yang menunjuki (ia sesuatu) di atas natijah/kesimpulan atau (di atas) lawannya (natijah) dengan secara langsung/transparan, bukan dengan secara kemungkinan”.
فَـإِنْ يَكُ الشَّرْطِيُّ ذَا اتِّصَالِ    أَنْتَـجَ وَضْـعُ ذَاكَ وَضْـعَ التَّالِي
“Maka jika ada qadhiyyah syarthiyyah (itu) yang mempunyai ittishāl/ Syartiyah muttashilah, (niscaya) ber-natijah (oleh) sebut([2]) demikian  (muqaddam)([3]) (akan) sebut talī

وَرَفْـعُ تَـالٍ رَفْعَ أَوَّلٍ وَلاَ    يَلْـزَمُ فِي عَكْسِـهِمَا لِمَا  انْجَلَى
“Dan (ber-natijah) (oleh) nafi([4]) talī (akan) ternafi yang pertama/muqaddam. Dan tidak melazimi (ia penjelasan) pada kebalikan keduanya (penjelasan) karena ma/alasan yang jelas (ia alasan)”.
وَإِنْ يَكُنْ مُنْفَصِلاً فَوَضْعُ ذَا    يُنْـتِجُ رَفْـعَ ذَاكَ وَالعَكْـسُ كَذَا
“Dan jika ada (ia qadhiyyah syarthiyyah) (itu) munfashilah, (niscaya) maka (bermula) sebut demikian (salah satu muqaddam atau tali)([5]) (itu) ber-natijah (ia sebut salah satu muqaddam atau tali) (akan) ternafi demikian (bagian yang lain), dan (bermula) kebalikan (itu tsābit) seperti demikian”.

وَذَاكَ فِي الأَخَصِّ ثُمَّ إِنْ يَكُنْ    مَـانِعَ جَمْـعٍ  فَبِوَضْـعِ ذَا زُكِنْ
“Dan (bermula) demikian (sebut salah satu muqaddam atau tali bernatijah ternafi yang lain dan sebaliknya) (itu tsābit) pada qadhiyyah munfashilah yang lebih khusus/māni’ humā, kemudian jika ada (ia qadhiyyah syarthiyyah munfashilah) (itu) yang māni’ jama’ (niscaya) maka dengan sebut demikian (salah satu muqaddam atau tali) dimaklumkan ...([6])”-
رَفْعٌ لِذَاكَ دُونَ عَكْسٍ وَإِذَا    مَـانِعَ رَفْـعٍ كَانَ فَهْوَ عَكْسُ  ذَا
“akan ternafi bagi demikian (salah satu yang lain), ketiadaan berlaku kebalikan. Dan bila ada (ia qadhiyyah syarthiyyah munfashilah) (itu) yang māni’ rafa’/ māni’ khulu, (niscaya) maka (bermula) dia (māni’ rafa’/ māni’ khulu) (itu) sebalik demikian (māni’ jama’)”.

Terjemahan Kitab Matan Al-Jurumiyah Makna Dayah
TERJEMAHAN KITAB|MATAN SULLAM AL-MUNAWRAQ|MAKNA PESANTREN
فَصْلٌ فِي لَوَاحِقِ القِيَاسِ
“(Bermula ini) (itu) fashal pada (menyatakan) segala yang berhubungan (bagi) qiyas

وَمِنْـهُ مَـا يَدْعُونَهُ مُرَكَّبَا    لِكَـوْنِهِ مِـنْ حُجَـجٍ قَـدْ رُكِّبَا
“Dan (tsābit) sebagian dari padanya (qiyas) (itu) ma/qiyas yang dinamakan (akannya qiyas) (akan) murakkab, karena keadaannya (qiyas) (itu) sungguh disusunkan([7]) (akannya qiyas) dari beberapa hujjah/qiyas”.
فَرَكِّبَـنْهُ إِنْ تُرِدْ أَنْ  تَعْلَمَهْ    وَاقْـلِبْ نَتِيـجَةً بِـهِ مُقَـدِّمَـهْ
“Maka sungguh susunlah (oleh mu) (akannya qiyas) jika engkau menghendaki (akan) bahwa engkau ketahui (akannya qiyas murakkab) dan palingkanlah (oleh mu) (akan) natijah padanya([8]) (qiyas pertama) (akan) muqaddimah (sughrā)”.

يَلْـزَمُ مِنْ تَرْكِيبِهَا بِأُخْرَى    نَتِيْـجَةٌ  إِلَـى  هَلُـمَّ  جَــرَّا
“Melazimi dari menyusunnya (demikian muqaddimah) dengan (muqaddimah) yang lain (oleh) natijah baru hingga seterusnya([9]) (penyusunan qiyas-qiyas) hal keadaan([10]) selalu”.
مُتَّصِلَ النَّتَائِجِ  الَّذِي حَوَى    يَكُـونُ  أَوْ  مَفْصُـولَهَا كُلٌّ سَوَا
“(Bermula) alladzī/qiyas([11]) murakkab yang meliputi ia (alladzī/qiyas akan natijah-natijah) (itu) ada (ia alladzī/qiyas) (itu) yang bersambung-sambung natijah atau (itu) yang dipisahkannya (natijah-natijah), (Bermula) tiap-tiap (itu) sama”.
وَإِنْ بِجُزْئِيٍّ عَلَى كُلِّي اسْتُدِلْ    فَـذَا بِالِاسْتِقْـرَاءِ عِنْـدَهُمْ عُقِلْ
“Dan jika dituntutkan dalil dengan juz’ī/sebagian perkara di atas keseluruhan, (niscaya) maka (bermula) demikian (tuntut dalil) (itu) dinamakan (akannya demikian tuntut dalil) di sisi merekam (ulama mantik) dengan Istiqrā’ ”.

وَعَكْسُهُ يُدْعَى القِيَاسَ المَنْطِقِي    وَهْـوَ  الَّـذِي قَدَّمْـتُهُ فَحَقِّـقِ
“Dan (bermula) kebalikannya (Istiqrā’) (itu) dinamakan (akannya kebalikan Istiqrā’) (akan) qiyas al-manthiqī, dan (bermula) dia (qiyas manthiqī) (itu) alladzī/qiyas yang telah aku dahulukan (akannya qiyas), maka pastikanlah (oleh mu)”.
وَحَيْثُ جُزْئِيٌّ عَلَى جُزْئِيْ حُمِلْ    لِجَـامِعٍ فَـذَاكَ تَمْثِـيلٌ جُـعِلْ
“Dan sekira-kira di tanggungkan (akan) (hukum) juz’ī/sebagian perkara di atas sebagian perkara lain karena ada jami’/kesamaan([12]), (niscaya) maka (bermula) demikian (penanggungan hukum tersebut) (itu) qiyas tamtsīl yang  dijadikan (akannya qiyas tamtsīl)”.
وَلاَ يُفِيـدُ القَطْـعَ بِالدَّلِـيلِ    قِيَـاسُ الِاسْتِقْـرَاءِ وَالتَّمْـثِيلِ
“Dan tidak berfaedah (akan) yakin([13]) dengan (natijah/hasil kesimpulan) dalil (oleh) qiyas Istiqrā’ dan qiyas tamtsīl”.

Baca juga: Terjemahan Kitab Matan Rohbiyyah Lengkap Dengan Referensi Syarahannya
TERJEMAHAN KITAB|MATAN SULLAM AL-MUNAWRAQ|MAKNA PESANTREN
فَصْلٌ فِي أَقْسَامِ الحُجَّةِ
“(Bermula ini) (itu) suatu fashal pada (menyatakan) segala pembagian hujjah/qiyas

وَحُجَّـةٌ  نَقْلِـيَّةٌ  عَقْلِــيَّهْ    أَقْسَـامُ هَـذِي خَمْـسَةٌ جَلِـيَّهْ
“Dan (bermula) hujjah/dalil (itu) (yang dibangsakan kepada) kutipan dan (itu) (yang dibangsakan kepada) akal/rasio, (Bermula) segala pembagian ini (hujjah ‘aqliyyah) (itu) lima yang jelas (ia lima pembagian)”.
خَطَـابَةٌ شِعْـرٌ وَبُرْهَانٌ جَدَلْ    وَخَـامِسٌ سَفْسَـطَةٌ نِلْتَ الأَمَلْ
“(Bermula salah satunya lima pembagian) (itu) khatabah dan (itu) syi’ir dan burhān dan jadal dan (bermula) yang kelima (itu) safsathah, (semoga)([14]) engkau capai (akan) cita-cita”.

أَجَلُّهَـا البُرْهَـانُ مَا أُلِّفَ مِنْ    مُقَـدِّمَـاتٍ بِـاليَقِـينِ تَقْـتَرِنْ
“(Bermula) yang tertingginya (hujjah) (itu) Burhān, (bermula dia burhān) (itu) ma/hujjah yang disusunkan (akannya ma/hujjah) dari pada muqaddimah-muqaddimah yang beriringan (ia muqaddimah) dengan yakin”-
مِـنْ أَوَّلِيَّـاتٍ مُشَاهَـدَاتِ    مُجَــرَّبَـاتٍ مُتَــوَاتِـرَاتِ
“dari pada muqaddimah awwaliyat dan musyahadat dan mujarrabat dan mutawatirat”-
وَحَـدَسِيَّـاتٍ وَمَحْسُوسَاتِ    فَتِلْـكَ  جُمْــلَةُ  اليَقِيـنِيَّاتِ
“dan (dari pada) muqaddimah hadasiyat dan mahsusat, dan (bermula) demikian (tiap-tiap) (itu) keseluruhan muqaddimah yaqiniyat”

وَفِـي دَلاَلَـةِ المُقَـدِّمَـاتِ    عَـلَى النَّتِـيجَـةِ خِـلاَفٌ آتِ
“Dan (tsābit) pada (keterkaitan) menunjuki muqaddimah-muqaddimah di atas natijah (itu) perbedaan yang datang (ia perbedaan)”.
عَقْـلِيٌّ اوْ عَـادِيٌّ اوْ تَوَلُّـدُ    أَوْ  وَاجِـبٌ  وَالأَوَّلُ  المُـؤَيَّـدُ
“(bermula keterkaitan tersebut) (itu) ‘aqliy/yang dibangsakan kepada akal, dan (itu) ‘adiy/yang dibangsakan kepada adat, dan (itu) tawallud/asal usul dan (itu) wajib/alasan([15]). Dan (bermula) yang pertama (itu) yang dikuatkan (akannya yang pertama)”

Kunjungi juga: 
Terjemahan Kitab Khamsatun Mutun Matan Jauharah Tauhid Makna Dayah


([1]) Imtirā” bermakna “syakk”=keraguan, (Syarh Al-Sullam Li Al-Malawī, hal.141)
([2])Wadh’u” bermakna “itsbāt”=mengisbat=menyebut, (Syarh Al-Sullam Li Al-Malawī, hal.142)
([3])Dzāka” maksudnya adalah muqaddimah muqaddam, (Syarh Al-Sullam Li Al-Malawī, hal.142)

([4]) Raf’u” bermakna “nafyu”=nafi, (Syarh Al-Sullam Li Al-Malawī, hal.142)
([5])Dzā” adalah isim isyarah yang maksudnya salah satu muqaddimah, sedangkan “Dzāka” yang dimaksud adalah muqaddimah yang lain, (Syarh Al-Sullam Li Al-Malawī, hal.143)
([6])Zukin” bermakna “’Ulim”=dimaklumkan, (Syarh Qawaisīnī Mantiq, hal.41)
([7]) Alif pada “rukkibā” adalah alif ithlāq, bermakna “ullifa”=disusunkan, (Syarh Qawaisīnī Mantiq, hal.42)

([8]) Huruf “Ba” pada kata “Bi hi” adalah huruf jar bermakna  “”, (Syarh Al-Sullam Li Al-Malawī, hal.144)
([9])Halumma” asalnya adalah isim fi’il bermakna “yastamirru” yang merafa’ fā’il yaitu dhamīr mustatir di dalamnya, kemudian di pergunakan seperti lafadz mashdar shingga sah masuk pada huruf jar, maka  maknanya: “ilā istimrāri al-tarkībi istimrāran”, atau ada lafadz yang dibuangkan taqdirnya “nihāyah”, maka maknanya: “ilā nihāyah yastamirru al-tarkību istimrāran”, (Hāsyiyyah Shabbān ‘alā  Syarh Al-Sullam li Al-Malawī, hal.144)

([10]) Jarā” boleh di-I’rāb sebagai mashdar=Maf’ūl muthlaq, atau sebagai hal, ataupun boleh juga sebagai tamyiz, (Syarh Al-Sullam Li Al-Malawī, hal.144-145)
([11]) Alladzī” di-I’rāb sebagai mubtadā, khabarnya “yakūnu”. Adapun kata “muttashila” di baca dengan nashab di-I’rāb sebagai khabaryakūnu”,  dan “au  mafshūla” juga di nashab karena di ‘athafkan kepada “muttashila”, (Syarh Al-Sullam Li Al-Malawī, hal.146)
([12])Jāmi’” bermakna “musytarak”=kesamaan makna, (Syarh Qawaisīnī Mantiq, hal.43)

KITAB AL-FURUQU AL-LUGHAWIYYAH ( كتاب الفروق الغويّة ) PDF, PERBEDAAN KOSA KATA BAHASA ARAB, PRAKTIS DAN MUDAH DI AKSES DI HP

([13])Al-qath’a” bermakna “yaqīn”,  (Syarh Qawaisīnī Mantiq, hal.43)
([14])Nilta al-amal” adalah ucapan do’a dari pengarang untuk penyempurna nazhām, (Syarh Qawaisīnī Mantiq, hal.44)
([15])Wajib” bermakna “ta’lil”=alasan, (Syarh Al-Sullam Li Al-Malawī, hal.157)

1 Response to "TERJEMAHAN KITAB | MATAN SULLAM AL-MUNAWRAQ | MAKNA PESANTREN LENGKAP - FASHAL QIYAS ISTISN'I - YANG BERHUBUNGAN DENGAN QIYAS - PEMBAGIAN HUJJAH (Kitabkuning90)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel