Terjemahan Kifayatul Awam - Kitab Tahqiqul Maqam | Sifat Mukhalafatu Lil Hawadis dan Qiyamuhu bi Nafsihi [Kitabkuning90]
Terjemahan Kitab Kifayatul Awam |
Sebelumnya>> Sifat Qidam dan Baqa.
Bermula sifat yang ke empat yang wajib bagi-Nya Allah ta'aala: itu bersalahan/berbeda bagi semua yang baharu, Artinya semua makhluk.
Maka bermula Allah ta'aala itu yang menyalahi bagi tiap-tiap makhluk, (yaitu) dari pada manusia dan jin dan malaikat dan selainnya tiap-tiap.
Maka tidak sah lah bersifat-Nya Allah ta'aala dengan sifat-sifat makhluk yang baharu, (yaitu) dari pada berjalan dan duduk dan organ tubuh. Maka bermula Dia Allah ta'aala itu yang maha bersih dari segala organ tubuh, (yaitu) dari pada mulut dan mata dan telinga dan selainnya tiap-tiap.
Maka bermula tiap-tiap ma/ perkara yang terlintas ia perkara di hatimu (yaitu) dari pada panjang dan lebar dan pendek dan gemuk, itu niscaya maka bermula Allah ta'aala itu sabit dengan menyalahinya perkara. Maha bersihlah Allah ta'aala dari sekalian sifat-sifat makhluk.
Dan bermula dalil di atas wajib/mesti berbeda bagi-Nya Allah ta'aala itu bahwa sesungguhnya keadaan itu jikalau adalah sesuatu saja dari makhluk yang baharu itu menyamai ia sesuatu akan Allah ta'aala, artinya: apabila adalah Allah ta'aala itu jikalau ditakdirkan/diandaikan akan bersifat-Nya Allah dengan sesuatu dari pada ma/ sifat yang bersifat dengannya ma/ sifat oleh makhluk yang baharu, niscaya sungguh adalah Ia Allah itu yang baharu.
Terjemahan matan al-jurumiyah makna pesantren lengkap sampai khatam di sini>>
Dan apabila adalah Allah ta'aala itu yang baharu niscaya sungguh berhajat Ia Allah krpada pencipta. Dan (berhajatlah) pencipta-Nya Allah kepada pencipta lain dan seterusnya.
Dan melazimi lah "Dur" atau "tasalsul". Padahal bermula tiap-tiap dari pada keduanya Dur dan tasalsul itu mustahil.
Dan bermula kesimpulan ini dalil itu bahwa engkau berkata: Jikalau menyerupai oleh Allah Ta'ala akan satu makhluk yang baharu dari pada segala makhluk yang baharu pada sesuatu saja, niscaya sungguh ada Ia Allah itu yang baharu pula, (yaitu) menyamainya makhluk yang baharu.
Karena bahwa sungguh ma/ perkara yang datang/ terdapat ia perkara di atas salah satu dua benda yang sama, itu niscaya datang/ terdapat pula ia ma/perkara di atas benda yang lain. Padahal bermula baharu-Nya Allah ta'aala utu mustahil, karena bahwa sesungguh-Nya Allah ta'aala itu wajib/ mesti bagi-Nya Allah oleh sifat Qidam/ sedia.
Dan apabila ternafilah/ tiadalah dari pada-Nya Allah ta'aala oleh baharu niscaya sebutlah berbeda-Nya Allah ta'aala bagi semua makhluk yang baharu. Maka tiada diantara-Nya Allah ta'aala dan diantara semua makhluk yang baharu itu keserupaan pada sesuatu apapun (hal keadaan) pasti. Dan bermula ini penjelasan, dia penjelasan itu dalil yang ijmali/ global yang wajiblah mengetahuinya dalil sebagaimana ma/ penjelasan yang telah terdahulu ia penjelasan.
Bermula sifat yang kelima yang wajib/ mesti bagi-Nya Allah ta'ala itu berdiri dengan sendiri, artinya: dengan Zat (sendiri).
Dan bermula maknanya qiyamuhu binafsihi itu terkaya/ tidak butuh dari pada tempat dan penentu. Dan bermula tempat itu zat lain. Dan bermula penentu itu pencipta lain.
Maka bermula makna keadaan Allah ta'ala itu yang berdiri dengan sendiri-Nya Allah itu Bahwa sesungguhnya Allah itu yang maha kaya/ tidak butuh dari pada zat lain yang berdiri Ia Allah dengannya zat dan maha kaya dari pada pencipta, karena bahwa sesungguh-Nya Allah ta'aala, Dia Allah itu Yang Maha Pencipta bagi segala perkara.
Dan bermula dalil di atas bahwa sesungguh-Nya Allah ta'ala itu yang berdiri dengan sendiri-Nya Allah itu bahwa engkau berkata: Jikalau adalah Allah ta'ala itu yang berhajat kepada tempat, artinya zat lain, yang berdiri Ia Allah dengannya zat lain- Sebagaimana Berhajatlah putih kepada Dzat Allati yang berdiri ia putih dengannya zat, -Niscaya sungguh ada Ia Allah itu sifat, sebagaimana bahwa sungguh putih -sebagai contoh- itu sifat. Dan bermula Allah ta'ala itu tidak sah lah bahwa ada Ia Allah itu sifat karena bahwa sesungguh-Nya Allah ta'aala itu yang disifati dengan sifat-sifat.
Dan bermula sifat itu tidak bisa disifati ia sifat dengan semua sifat-sifat. Maka tidaklah Allah ta'aala itu sifat.
Dan jikalau berhajat Ia Allah kepada pencipta lain yang menjadikan ia pencipta akan-Nya Allah, niscaya sungguh ada Ia Allah itu yang baharu. Dan bermula pencipta-Nya Allah itu ada ia pencipta Allah itu yang baharu pula. Dan melazimi lah "dur" atau "tasalsul".
Maka sebutlah bahwa sesungguh-Nya Allah ta'aala, Dia Allah itu yang maha kaya akan sebagai kaya yang mutlak. Artinya kaya dari tiap-tiap sesuatu apapun. Dan adapun bermula kaya makhluk itu niscaya maka bermula dia kaya itu kaya yang dikaitkan, artinya: (kaya) dari sasuatu saja ketiadaan dari sesuatu yang lain. Dan bermula Allah itu yang maha menguasai Ia Allah akan petunjuk mu.
Selanjutnya>>
Kritik dan saran selalu kami tunggu untuk memperbaiki kesalan.
Terimakasih ukhti Emi...
BalasHapus